BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan,
sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada
akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.
Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup
kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional. Semua pendidikan
berkepentingan dengan kurikulum, sebab kurikulum mempunyai andil yang cukup
besar dalam melahirkan dan mengharapkan tumbuh dan berkembangnya anak generasi
muda yang lebih baik, lebih cerdas dan lebih berkemampuan.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, serta proses pendidikan. Kemampuan seorang guru diuji dalam bentuk perbuatan yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup yang diterapkan di dalam kelas. Disana semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan guru diuji. Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum.
Sebagai alat penting dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan, kurikulum hendaknya berperan dan bersifat anticipatory dan adaptif terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum tidak boleh statis. Oleh karena itu, wajar jika kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi. Pendapat sebagian masyarakat yang menyatakan “Ganti Menteri, Ganti Kurikulum” hanyalah disebabkan karena mereka tidak memahami alasan mendasar terjadinya pergantian tersebut. Kalau kita ingin pendidikan maju, kita harus menerima perubahan, karena pada dasarnya yang kekal hanyalah perubahan.
Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan kurikulum lebih dititikberatkan pada upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam Pengembangan Kurikulum, seorang pengembang kurikulum biasanya menggunakan beberapa prinsip yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang duhasilkan itu memenuhi harapan siswa, pihak sekolah, orang tua, masyarakat pengguna, dan tentunya pemerintah. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, serta proses pendidikan. Kemampuan seorang guru diuji dalam bentuk perbuatan yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup yang diterapkan di dalam kelas. Disana semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan guru diuji. Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum.
Sebagai alat penting dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan, kurikulum hendaknya berperan dan bersifat anticipatory dan adaptif terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum tidak boleh statis. Oleh karena itu, wajar jika kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi. Pendapat sebagian masyarakat yang menyatakan “Ganti Menteri, Ganti Kurikulum” hanyalah disebabkan karena mereka tidak memahami alasan mendasar terjadinya pergantian tersebut. Kalau kita ingin pendidikan maju, kita harus menerima perubahan, karena pada dasarnya yang kekal hanyalah perubahan.
Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan kurikulum lebih dititikberatkan pada upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam Pengembangan Kurikulum, seorang pengembang kurikulum biasanya menggunakan beberapa prinsip yang dipegangnya sebagai acuan agar kurikulum yang duhasilkan itu memenuhi harapan siswa, pihak sekolah, orang tua, masyarakat pengguna, dan tentunya pemerintah. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan
diatas, maka dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas permasalahan
sebagai berikut :
a.
Apa saja prinsip-prinsip dalam perkembangan kurikulum ?
- Prosedur Pemecahan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis melakukan kajian
literature dari berbagai media sumber.
- Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan
diatas, penulis bertujuan melakukan suatu penelitian, pengkajian dan pembahasan
tentang :
a.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
- Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Prosedur Pemecahan Masalah
D.
Tujuan Penulisan
E.
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN KURIKULUM
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Prinsip-prinsip kurikulum
Kurikulum
merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang
disediakan bagi siswa di sekolah.
Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ ahli kurikulum, ahli bidang
ilmu, pendidikan, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat
lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para
pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai
tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Hal ini berarti
bahwa kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang sedang
membangun. Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada prinsip-prinsip
pengembangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan
kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan peserta didik,
lingkungan, kebutuhan daerah sehingga dapat memperlancar pelaksanaan proses
pendidikan dalam rangka perwujudan atau pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Nana
Syaodih Sukmadinata (1997) mengelompokkan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum ke dalam dua bagian yaitu :
- Prinsip-Prinsip Umum
a.
Prinsip Relevansi
·
Relevansi Keluar (Eksternal), yaitu tujuan, isi,
dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum itu sendiri. Maksudnya tujuan,
isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan
tuntutan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, yang menyiapkan siswa untuk
bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Isi kurikulum mempersiapkan siswa
sekarang dan siswa yang akan datang untuk tugas yang ada dalam perkembangan
masyarakat.
·
Relevansi Didalam (Internal), yaitu adanya
kesesuaian atau kosistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara
tujuan, isi proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu
keterpaduan kurikulum.
b.
Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas sebagai
salah satu prinsip pengembangan kurikulum dimaksudkan adanya ruang gerak yang
memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan
tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di
lapangan. Kurikulum juga hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel.
Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di
sini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan
yang berbeda. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal
yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya mungkin terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan
latar belakang anak.
c.
Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan)
Perkembangan dan proses
belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau
berhenti-berhenti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas,
dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya,
juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu
dilakukan serempak bersama-sama, perlu selalu ada komunikasi dan kerja sama
antara para pengembangan kurikulum sekolah dasar dengan SMp, SMA, dan Perguruan
Tinggi.
d.
Prinsip Praktis
Kurikulum harus
praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga
murah. dan efisien.. Walaupun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut
keahlian-keahlian dan peralatan-peralatan yang sangat khusus dan mahal biayanya
maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan
pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan , baik
keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus
ideal tetapi juga praktis.
e.
Prinsip Efektivitas
Walaupun kurikulum
tersebut harus murah dan sederhana tetapi keberhasilannya tetap harus
diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas
maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan
merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan dibidang
pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan. Keberhasilan
kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Kurikulum pada dasarnya berintikan empat
aspek utama yaitu:
a. Tujuan-tujuan pendidikan.
b. Isi Pendidikan
c. Pengalaman belajar
d. Penilaian
a. Tujuan-tujuan pendidikan.
b. Isi Pendidikan
c. Pengalaman belajar
d. Penilaian
Keempat aspek diatas
serta kebijaksanaan pendidikan perlu selalu mendapat perhatian dalam
pengembangan kurikulum.
- Prinsip-Prinsip Khusus
a.
Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan merupakan pusat
kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan kompenen-kompenen
kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup
tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :
·
Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang
dapat ditemukan dalam dokumen-dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan
strategi pembangunan termasuk didalamnya pendidikan.
·
Survai mengenai persepsi orang tua/ masyarakat
tentang kebutuhan mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan
mereka.
·
Survei tentang pandangan para ahli dalam
bidang-bidang tertentu, dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari
berbagai media massa.
·
Survai tentang manpower.
·
Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang
sama.
·
Penelitian
b.
Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih
isi pendidikan yang sesuai dengan keutuhan pendidikan yang telah ditentukan
para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
·
Perlu penjabaran tujuan pendidikan/ pengajaran
kedalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum
suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman
belajar
·
Isi bahan pelajaran harus meliputi segi
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
·
Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan
yang logis dan sistematis. Pengetahuan, sikap dan ketrampilan diberikan secara
simultan dalam urutan situasi belajar.
c.
Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar
mengajar
Pemilihan
proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
·
Apakah metode/ teknik tersebut memberikan
kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa.
·
Apakah metode/ teknik tersebut memberikan urutan
kegiatan yang bertingkat-tingkat?
·
Apakah metode/ teknik tersebut dapat menciptakan
kegiatan yuntuk mencapai tujuan, kognitif, afektif dan psikomotor?
·
Apakah metode/ teknik tersebut lebih
mengaktifkan siswa atau mengaktifkan guru atau kedua-duanya.
·
Apakah metode/ teknik tersebut mendorong
berkembangnya kemampuan baru.?
·
Apakah metode/ teknik tersebut menimbulkan
jalinan kegiatan belajar disekolah dan di rumah juga mendorong penggunaan
sumber yang ada dirumah dan di masyarakat?
·
Untuk belajar ketrampilan sangat dibutuhkan
kegiatan belajar yang menekankan ”learning by doing” di samping ” learning by
seeing and knowing.
d.
Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pengajaran
Proses
belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat
bantu pengajaran yang tepat. Alat / media pengajaran apa yang diperlukan.
Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya
memperhatikan bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya dan
waktu pembuatannya?. Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran,
apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?
Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.
e.
Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupakan
bagian integral dari pengajaran:
·
Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya
diikuti langkah-langkah : Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam
ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Uraikan kedalam bentuk tingkah
laku murid yang dapat diamati. Hubungkan dengan bahan pelajaran. Tuliskan
butir-butir test.
·
Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya
diperhatikan : Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akan
dites?. Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?. Apakah test
tersebut berbentuk uraian atau objektif?. Berapa banyak butir test perlu
disusun?. Apakah test tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?
·
Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: Norma apa yang digunakan di dalam
pengolahan hasil test?. Apakah digunakan formula quessing?. Bagaimana
pengubahan skor mentah ke dalam skor masak?. Skor standar apa yang digunakan?.
Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?
Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu :
1.
Prinsip Relevansi
Secara
internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan
secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan
potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan
perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
2.
Prinsip Fleksibilitas
Dalam
pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes,
lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
3.
Prinsip Kontinuitas
Adanya
kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal.
Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan,
maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4.
Efektifitas
Mengusahakan
agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang
mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
5.
Efisiensi
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan
waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat
sehingga hasilnya memadai.
Selain prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli diatas diatas,
dibawah ini juga diuraikan sejumlah prinsip yang dianggap penting dan menjadi
pedoman pada saat ini pada umumnya.
1.
Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat
hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa
baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan
dan harapa masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang
disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.
a.
Relevansi Internal
Relevansi
internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara
komponen-komponennya, yaitu keserasian yang harus dicapai, isi, materi atau
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang
digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi ini
menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.
b.
Relevansi Eksternal
Relevansi
Eksternal, berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi dan proses belajar
siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Ada tiga macam relevansi eksternal yaitu :
·
Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik.
Artinya, bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaknya
disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang
ada di perkotaan perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti
keramaian dan rambu-rambu lalu lintas, tata cara dan pelayan jasa bank, kantor
pos dsb. Begitu juga untuk sekolah yang berada di lingkungan pantai, seperti
mengenai tambak, kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dsb.
·
Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang
maupun dengan yang akan datang. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan
situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan
kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan
datang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan computer dan
internet menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara
memanfaatkan computer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet
sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemapuan
berbahasa. Pada masa yang akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan
APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut
pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa
asing sudah harus mulai dipupuk sejak sekarang.
·
Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan.
Artinya, bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja.
Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi
dilatih bagaimana agar siswa mampu menggunakan mesin tik sudah tidak banyak
digunakan, akan tetapi yang lebih banyak digunakan computer. Dengan demikian,
keterampilan mengoperasikan computer harus diajarkan. Demikian jugahalnya
dengan tuntutan dunia kerja kepariwisataan, perbankan, asuransi, perhotelan
dsb, isi kurikulum harus menyesuaikan dengan tuntutan pekerjaan pekerjaan di
setiap bidang.
2.
Prinsip Fleksibilitas
Apa yang
diharapkan dalam kurikulum ideal kadan-kadang tidak sesuai dengan kondisi
kenyataanyang ada. Bisa saja ketiksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan guru
yang kurang,latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin
sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai. Maka kurikulum harus
bersifat lentur dan fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan
sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan
sulit diterapkan.
Prinsip
fleksibilitas memiliki dua sisi :
a.
Fleksibel bagi guru, artinya kurikulum harus memberikan
ruang gerak bagu guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan
kondisi yang ada.
b.
Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus
menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat
siswa.
3.
Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini
mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan
antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan.
Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar apa yang diperlukan untuk
mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi telah
diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang
sebelumnya.prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak
terjadi pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program
pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa
dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.
4.
Efektifitas
Prinsip
efektifitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan
dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi
efektifitas dalam suatu pengembangan kurikulum yaitu :
·
Efektifitas berhubungan dengan kegiatan guru
dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Contoh,
apabila guru menetapkan dalam satu senmester harus menyelesaikan 12 program
pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata dalam jangka waktu
tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5 program saja, berarti dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.
·
Efektifitas kegiatan siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar. Maksudnya sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan yang telah
ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Contoh, apabila ditetapkan
dalam satu semester siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan pembelajaran,
ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa
proses pembelejaran siswa tidak efektif.
5.
Efisiensi
Prinsip
efisiensi berhubungan dengan pernbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan
biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang
minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. Betapa
pun bagus dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan
prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu
tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum harus dirancang untuk
dapat digunakan dalam segala keterbatasan.
Pengembangan
kurikulum sekolah di Indonesia mengikuti prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
yang berbeda, namun sasaran yang hendak dicapai adalah sama , yaitu dalam
rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan
pendidikan nasional pada khususnya dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pengembangan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia antara lain:
Pengembangan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia antara lain:
Kurikulum 1975; mengacu
pada prinsip pengembangan:
- Fleksibelitas,
- Efesiensi dan efektivitas,
- Berorientasi pada tujuan,
- Kontinuitas,
- Pendidikan seumur hidup,
- Fleksibelitas,
- Efesiensi dan efektivitas,
- Berorientasi pada tujuan,
- Kontinuitas,
- Pendidikan seumur hidup,
Kurikulum 1984; mengacu
pada prinsip:
- Relevansi,
- Pendekatan pengembangan,
- Pendidikan seumur hidup,
- Keluwesan.
- Relevansi,
- Pendekatan pengembangan,
- Pendidikan seumur hidup,
- Keluwesan.
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP); mengacu pada:
- Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
- Beragam dan terpadu,
- Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
- Relevan dengan kebutuhan kehidupan,
- Menyeluruh dan berkesinambungan,
- Belajar sepanjang hayat,
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah,
- Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
- Beragam dan terpadu,
- Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
- Relevan dengan kebutuhan kehidupan,
- Menyeluruh dan berkesinambungan,
- Belajar sepanjang hayat,
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah,
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini termasuk
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat member manfaat
kepada kami dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, Asep
Herry, dkk. 2010. Pengembangan Kurikulum
dan Pengembangan. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Depdiknas. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :
BP. Dharma Bakti.
http://blog.tp.ac.id/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum